Sabtu, 01 Oktober 2016

SAHABAT ISLAM BERIKUT KISAH ALQAMAH ,DO,A ORANG TUA SAAT SEKARATUL MAUT.

sahabat muslim , Cerita Alqamah dapat jadi pelajaran untuk kita selalu untuk berbakti pada orangtua. Alqamah yaitu salah seseorang teman dekat Nabi Muhammad SAW, yang patuh, wara’ kuat melaksanakan ibadah serta rajin juga berderma. Ibunya masihlah hidup ; rupanya beliau ini sesudah berumah tangga, kurang memperhatikan ibunya. Karenanya, terpaksalah sang Ibu mondok sendirian, serta hal semacam ini berlalu sebagian lama, tengah sang ibu belum juga memperoleh santunannya menurut harusnya. Jadi akibat daripada itu, sang ibunda beliau agak kecewa serta berhati kecil pada anaknya ‘Alqamah yang kurang memeperhatikan dianya itu.


Pada akhirnya disuatu hari, ‘Alqamah jatuh sakit keras hingga sanak saudara golongan familinya sudah penuhi tempat tinggalnya. Cuma Ibunya yang belum ada. Sesaat Alqamah dalam kondisi sakaratul maut, jadi diantara yang ada menalqinkan kalimat tauhid ; LA ILAAHA ILLALLAH. Tetapi beliau tidak bisa mengikutinya, serta hal semacam itu di lagi berulang-kali, tetapi ‘Alqamah belum dapat juga menirukannya, jadi mulutnya tertutup serta ia membungkam seribu bhs, cuma terlihat sulit serta gelisah dengan matanya yang membelalak kemabukan, seolah-olah ia minta tolong. Semuanya teman dekat handai tolannya keheran-heranan, sebab mereka ketahui benar kalau ‘Alqamah ini seseorang teman dekat Nabi yang patuh serta wara’, serta menurut mereka ia yaitu teladan yang baik dicontoh sepanjang hayatnya. Oleh karena itu merekapun bingung sembari sama-sama berbisik-bisik bertanya menanya, kenapa beliau ini sekian, walau sebenarnya ia yaitu seseorang teman dekat Nabi yang shaleh.

Disamping itu, sebahagian teman dekat yang ada selekasnya melaporkan peristiwa ini pada Rasulullah SAW., serta baginda mengutus sebagian teman dekat juga untuk menjenguk ‘Alqamah serta lihat kondisi ‘Alqamah dari dekat, dan coba menalqinkan kalimat TAUHID lagi. Tetapi sesampainya mereka di tempat pembaringan Alqamah serta setekah coba menalqinkan kalimah Tauhid itu, perobahan Alqamah tak ada sekalipun, jadi kelihatannya lebih gelisah serta lebih menakutkan juga.

Pada akhirnya dijemputlah Rasulullah SAW., serta beliaupun ada di depan ‘Alqamah teman dekat beliau yang setia itu. Dengan hati yang kuatir penuh kasih sayang, Baginda menalqinkan kalimah tauhid, namun sayang seribu sayang ‘Alqamah daripada mengikut, jadi ia menggelengkan kepalanya. Nabipun tertegun serta lalu menayakan pada hadirin, “Apakah Alqamah ini masihlah memiliki Ibu kandung? ” Hadirin ada yang menjawab “Masih ada”. Lalu Beliau ajukan pertanyaan, “Di mana Ibu itu? ” Istrinya menjawab, “Di sana, di dusun itu. Dia mondok sendirian, ya Rasulullah. ”

Jadi Rasulullah minta hadirkan Ibundanya itu. Sesudah tiba, Nabi juga lantas bertanya padanya mengenai hal ihwal Alqamah.

Dalam dialog itu nyatanya sang Ibu ini ada berkecil hati atas sebahagian aksi anaknya ini pada dianya, sesudah ia berumah tangga serta hingga detik ini, ia belum sukai memaafkannya, walau Nabi sendiri sudah memohonnya.

Jadi Nabi kita pada akhirnya memerintah beberapa teman dekat serta hadirin untuk menyatukan kayu api unggun serta minyaknya, ketika itu sebahagian ajukan pertanyaan, buat apa ya Rasulullah, nabi menjawab dengan suara tegas : “Untuk membakar Alqamah ini, sebab tambah baik kita bakar saat ini saja bulat bulat daripada nantinya dibakar juga dalam api neraka jahannam. ”

Mendengar putusan Nabi itu, Ibu kandung Alqamah tak tega, apabila anak kandungnya itu hingga dipanggang di matanya sendiri. Dari itu ia selekasnya memperoleh Nabi serta berkata “Wahai junjungan alam, jangan sampai dibakar anakku ini, biarkanlah kumaafkan semua kekeliruannya itu serta saya relakan semua pengorbananku untuk dia”. Sambil ia naik saksi kalau : “Aku mengaku kalau tidak ada Tuhan terkecuali daripada Allah, serta saya mengaku kalau Muhammad benar benar Rasul-Nya”. Serta untuk hadirin saya bersaksi kalau benar benar anakku Alqamah ini, semua kekeliruannya sudah kumaafkan serta sudah kurelakan.

Waktu itu Nabi menyuruh teman dekat untuk lihat Alqamah, nyatanya tengah menarik nafasnya yang paling akhir sembari mengatakan kalimat tauhid, dengan muka yang jernih serta mata yang sayu melihat dengan bibir yang tersenyum tersungging di bibir itu kalimat Thaiyibah : “LA ILAAHA ILLALLAH”

Ia kembali dengan tenang serta muka berseri seri. “INNA LILLAHI WA INNA ILAHI RAJIUN” Alqamah sudah kembali pada Rahmatullah dengan tenang.

Sekian satu contoh dari cerita Alqamah yang bisa kita ambillah I’tibar begitu besar nilai Ibu ayah orangtua kita. Meskipun kita telah memiliki keluarga sendiri jauh dengan orangtua namun keharusan anak pada orangtua yaitu berbakti serta senantiasa bertandang silaturrahmi ke ibu ayah kita. Lantaran kebahagian orangtua juga kebahagian anak anaknya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar