Satu saat Rasulullah saw pulang dalam kondisi begitu letih dari medan dakwah. Saat akan masuk tempat tinggal, Khadijah umumnya menyongsong beliau berdiri di depan pintu. Saat Khadijah akan berdiri menyongsong Suami terkasih, Rasulullah saw berkata : “Wahai Khadijah tetaplah di tempatmu. ” Waktu itu Khadijah tengah menyusui anaknya Fatimah yang masihlah bayi. Rasulullah begitu tahu dengan kesetiaan Khadijah, Rasulullah saw takjub dengan pengorbanan Khadijah. Walau dalam kondisi capek melindungi tempat tinggal tangganya. Mekipun dalam kondisi letih dalam
pelihara anaknya, Khadijah masihlah pernah tunjukkan kesetiannya pada sang Suami walaupun dengan hal yang simpel.
Bahkan juga semua harta bendanya diberikan pada Nabi untuk perjuangan Islam serta bahkan juga kian lebih itu, jiwa serta raganya ditujukan untuk Islam.
Seringkali Khadijah menahan lapar sembari menyusui anaknya Fatimah ra. Hingga yang keluar bukanlah air susu lagi namun DARAH yang keluar yang MASUK kedalam MULUT Fatimah. Lihat Khadijah letih menyusui anaknya, Rasulullah mengambil Fatimah serta ditempatkan ditempat tidurnya. Ubahlah Rasulullah berbaring dipangkuan sang Istri. Lantaran Rasulullah
demikian capek serta letih dari mendakwahkan islam pada umatnya yang menampik seruannya, beliaupun tertidur dipangkuan sang istri. Katika tersebut khadijah dengan belaian kasih sayang membelai rambut Beliau.
Tidak merasa air Khadijah al-Kubra menetes tentang pipi Rasulullah saw. Nabipun terbangun “Wahai Khadijah mengapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal bertemumikan saya, Muhammad? Dulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan, namun hari ini engkau sudah dihina orang, kebanyakan orang sudah menjauh darimu, semua harta bendamu habis. Adakah engkau menyesal bertemumikan saya, Muhammad? ” Khadijah al-Kubra berkata, “Wahai suamiku, wahai Nabi Allah, bukanlah itu yang saya tangiskan. Dahulu saya mempunyai kemuliaan, kemuliaan itu saya serahkan untuk Allah serta Rasul-Nya. Dulu saya mempunyai kebangsawanan, kebangsawanan itupun saya serahkan untuk Allah serta Rasul-Nya. Dulu saya mempunyai harta kekayaan, semua harta kekayaan itu saya serahkan untuk Allah serta Rasul-Nya. Wahai Rasulullah, saat ini saya tak mempunyai apa-apa lagi. Namun engkau masihlah selalu memperjuangkan agama ini. ”
“Wahai Rasulullah, sandainya saya sudah mati sedang perjuanganmu ini belum usai, lalu engkau akan menyebrangi satu lautan, engkau akan menyebrangi satu sungai serta engkau tak temukan satu perahu juga maupun jambatan, jadi engkau gali lubang kuburku, engkau gali kuburku, lalu ambil tulang-belulangku, engkau menjadikan jembatan sebagai jalan menyeberangi sungai itu untuk menjumpai umatmu. ingatkan mereka mengenai kebesaran Allah, , serta Sampaikan Pada mereka mengenai Syariat Islam wahai Rasulullah ".
Serta Rasulullah saw juga menangis. Wallahua'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar