Siapa kira, nyatanya Islam diakhir jaman ini di sebagian tempat bakal tinggal namanya saja. Beberapa orang mengakui beragama Islam, namun praktek setiap harinya jauh dari Islam. Masjid juga banyak di bangun dimana-mana komplit dengan semua kemegahannya. Tetapi saksikan, berapakah banyak shaf orang yang menyelenggarakan shalat di dalamnya. Banyak pula orang yang beridentitas (baca : KTP) Islam namun tindakannya masihlah jauh dari nilai-nilai Islami.
Demikian halnya, beberapa wanita akhir jaman ini yang mengakui beragama Islam, namun auratnya masihlah diumbar sana sini dengan kata lain tak berhijab. Bila di tanya kenapa tak berjilbab? Jawabannya juga segudang argumen ; jilbab cuma budaya Arablah, panaslah, ketinggal zamanlah, noraklah, tidak modernlah serta argumen yang lain.
Meskipun pasti tanpa ada menafikan berkembanganya Islam dengan mualafnya sebagian orang dalam jumlah yang selalu jadi tambah di Eropa. Dan kesadaran menggunakan jilbab serta mengaplikasikan ekonomi syariah di sebagian negara sekuler.
Tetapi ini masalah hilangnya nilai-nilai ajaran Islam, demikian di sampaikan Al-Imaam Ibnul-Qayyim rahimahullah, saat ia mengutip, “Telah berkata Muhammad bin Al-Fadhl Ash-Shuufy Az-Zaahid : Hilangnya Islam itu dikarenakan oleh empat kelompok manusia.
1 Orang yg tidak beramal dengan apa-apa yang ia kenali.
2 Orang yang beramal dengan apa apa-apa yg tidak ia kenali (beramal tanpa ada pengetahuan).
3 Orang yg tidak beramal serta tak berilmu.
4 Orang yang menghambat manusia untuk belajar menuntut pengetahuan.
Ibnul-Qayyim setelah itu menguraikan, empat hal semacam itu yaitu : “Pertama, orang yang memiliki pengetahuan namun tidak ingin beramal. Mereka ini lebih beresiko pada orang-orang, sebab ia jadi hujjah untuk mereka dalam tiap-tiap kekurangan serta kesusahan. Lebih bahaya lagi bila beberapa orang yang seperti ini jadi pemimpin, jadi dengan beragam usaha untuk memperoleh beragam keuntungan dari beberapa orang yang dia pimpin.
Ke-2, grup yang pakar beribadah namun bodoh (jahil). Manusia berprasangka baik dengannya lantaran beribadah serta kebaikan yang dikerjakannya. Jadi mereka juga mengikutinya dikarenakan atas basic kejahilan yang dikerjakan oleh orang itu.
Berikut yang pernah disabdakan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan ulama suu’ (ulama yang jahil). Dakwahnya bikin orang terkagum-kagum, namun sayang nyatanya pesan yang didapatkan tidak cocok dengan ajaran Islam tersebut.
Ke-2 kelompok diatas sudah dijelaskan oleh beberapa ulama salaf dengan pengucapan mereka, ”Hati-hatilah pada seseorang yang ’alim (berilmu) namun fajir serta seseorang pakar beribadah yang jahil, lantaran fitnah keduanya adalah fitnah untuk tiap-tiap orang yang terfitnah”.
Sebenarnya manusia itu bakal ikuti ulama serta pakar beribadah di kelompok mereka. Apabila ulama itu yaitu seseorang yang fajir (suka bermaksiat) serta pakar beribadah itu yaitu seseorang yang jahil, jadi meratalah musibah (untuk manusia) akibat keduanya. Jadi besarlah fitnah, baik untuk kelompok spesifik serta orang-orang pemula.
Ketiga, orang yg tidak berilmu tak beramal, mereka ini seperti binatang ternak. Kelompok ini pasti lebih kronis lagi dari ke-2 kelompok terlebih dulu. Bagaimana tak lebih kronis ; bagaimana mereka ingin beramal bila pengetahuan saja tak miliki. Hidup mereka jalan dengan terseok-seok di muka bumi ini. Mereka intinya sama juga dengan binatang ternak. Berapakah nilai dari seekor binatang ternak?
Allah Ta’ala berfirman yang berarti, “Dan sebenarnya Kami menjadikan untuk isi neraka Jahanam umumnya dari jin serta manusia, mereka memiliki hati, namun tak dipergunakannya untuk mengerti (ayat-ayat Allah) serta mereka memiliki mata (namun) tak dipergunakannya untuk lihat (sinyal tanda kekuasaan Allah), serta mereka memiliki telinga (namun) tak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan juga mereka lebih sesat lagi. Mereka tersebut beberapa orang yang lupa. ” (QS Al-A’raaf : 179)
Ke empat, beberapa utusan Iblis di muka bumi yang (bertugas) melemahkan semangat manusia dalam menuntut pengetahuan serta ber-tafaqquh fid-diin (memahami pengetahuan agama). Mereka ini lebih beresiko dibanding setan-setan dari kelompok jin. Mereka selalu memberi tipu muslihat pada hati-hati manusia serta panduan Allah (jalan yang lurus).
Terbayangkah oleh kita bagaimana keadaan negeri kita hari ini? Walau kita Muslim sebagian besar, namun sebarapa besar beberapa ulama di negeri ini yang betul-betul murni berjuang menegakkan syariat Allah? Begitu beberapa orang yang faham agama namun masihlah lakukan kedurhakaan pada Allah.
Hari ini, mencari pemimpin yang jujur serta tulus mendakwahkan Islam tak gampang. Betapam banyak pemimpin negeri ini yang waktu kampanye terasa meyakini mereka bakal dapat wujudkan basa basinya. Fakta sesudah mereka menjabat, jauh panggang dari api janji tinggallah janji.
Permasalahan lain yang dihadapi golongan Muslimin di negeri ini yaitu beberapa orang yg tidak berilmu serta tak beramal. Bagaimana mungkin saja mereka ingin berbuat kebaikan sesaat mereka tidak paham begitu besar pahala kebaikan bakal diberikan-Nya. Mengakibatkan, bermunculan banyak kemaksiatan di mana-mana bahkan juga kriminalitas. Hal semacam itu berlangsung lantaran inti hidupnya tidak jauh lain dengan binatang ternak.
Ke empat grup manusia diatas semua ada di pinggir jurang kehancuran. Tidak ada satu juga fitnah serta rusaknya yang lebih dahsyat lagi bakal menerpa sekumpulan golongan beriman terkecuali empat kelompok di ataslah penyebabnya intinya.
Mudah-mudahan Allah Ta’ala selalu menuntun tiap-tiap langkah kita menuju jalan yang diridhai-Nya. Kita doakan juga supaya sebagai pemimpin di negeri ini yaitu beberapa orang yang berilmu serta penuh prinsip untuk mengamalkan ilmunya. Hingga orang-orang yang di pimpinnya bakal aman, sejahtera, serta sudah pasti beriman pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. (R02/P4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar