Jumat, 10 Juni 2016

CERMINAN HIDUP !! KEKURANGANNYA JUSTRU MENJADI KELENBIHANNYA ?? JANGAN PUTUS ASA !!




Meskipun sebagai guru honorer pendapatan 300 ribu rupiah, Untung tidak kuatir dengan rejekinya. Ia bertanggungjawab penuh penuhi keperluan istri serta dua orang anaknya
Untuk jadi guru yang dapat di cintai namun masih tetap disegani, Untung miliki langkah sendiri. Ia kerapkali mengajak murid-muridnya bernyanyi atau bershalawat di sela-sela aktivitas belajar. “Intinya bagaimana bikin situasi kelas jadi mengasyikkan, ” tambah Untung yang telah jadi guru mulai sejak 1992 ini.

Hal-hal lain yang bikin dianya dapat di terima serta disenangi anak-anak, lantaran mereka takjub lihat Untung dapat menulis di papan catat dengan bagus memakai kaki.

Terkecuali mengajar di MI serta MTs Miftahul Ulum, pria yang menyelesaikan tahap SMA-nya dengan Paket C ini dapat buka TPA di mushola depan tempat tinggalnya pada sore hari.

Ia mengakui terkadang tidak pernah beristirahat. Sepulang dari mengajar di sekolah serta mengurusi hewan ternak peliharaannya, Untung kembali berjumpa anak-anak di kampungnya yang akan belajar mengaji. Dengan dibantu sebagian santri yang telah senior, sehari-hari Untung mengajar kian lebih 70 anak. Bahkan juga bila semuanya santri ada, jumlahnya dapat meraih kian lebih seratus.

“Awalnya bukanlah tekad saya, namun lantaran keinginan orang-orang serta pengasuh mushalla juga mengizinkan, pada akhirnya meskipun awalnya cuma 2-3 anak yang mengaji hingga saat ini nyaris 100 santri lebih, ” tuturnya.

Senantiasa Sisihkan 10 Persen

Meskipun sebagai guru honorer dengan pendapatan 300 ribu rupiah per bln., Untung tak pernah kuatir dengan rejekinya. Terlebih mulai sejak menikah, ia bertanggungjawab penuh penuhi keperluan istri serta dua orang anaknya.

Prinsip yang senantiasa dipegang Untung yaitu jadi guru yang rajin. Ia tidak pernah tidak hadir menggerakkan tugasnya, terkecuali sakit atau tengah musim tanam padi. Bertani memanglah satu diantara langkahnya untuk menyokong kehidupan keluarganya, terkecuali pelihara sebagian hewan ternak serta burung. Tiap-tiap sore waktu anak-anak mengaji di mushalla depan tempat tinggalnya, Sumrati, istri Untung, juga turut berjualan bakso.

“Dikatakan cukup ya tak, disebutkan tak ya cukup. Buktinya hingga saat ini saya masihlah hidup. Anak juga di pesantren, tiap-tiap 15 hari sekali sekurang-kurangnya mesti kirim sekitaran Rp 500. 000, - untuk keperluannya. Itu baru satu anak, belum lagi yang dirumah, ” ungkap putra dari pasangan Marguno serta Sabuwami ini.

Tetapi ada hal-hal lain yang senantiasa dipegang teguh oleh Untung saat memperoleh rejeki. Ia senantiasa menyisihkan 10 % dari yang ia bisa untuk disedekahkan pada orang lain, baru lalu bekasnya ia serahkan pada sang istri.

“Seperti umpamanya saat tempo hari saya diundang ke Jakarta. Berapakah juga yang saya bisa, senantiasa saya ambillah dahulu 10 % untuk sedekah, baru bekasnya saya serahkan ke istri, ” jelas Untung.
Untung tengah mengajar murid-muridnya Yahya G Nasrullah

Bersukur dianya juga memiliki istri yang pintar mengelola duit. Kata Untung, walau rejeki yang di terima tidak selamanya besar, namun istrinya dapat menyisihkan untuk ditabung. “Alhamdulillah, saya miliki istri yg tidak cuma sayang sama saya, namun juga pandai kelola duit, ” katanya sembari tersenyum.
Sesudah dianya mulai di kenal serta menyandang gelar guru teladan, Untung memiliki kesempatan meneruskan belajarnya serta mencapai gelar sarjana. Ada Kampus Terbuka di Jakarta yang tawarkan kuliah jarak jauh.

Tiap-tiap satu minggu sekali Untung bolak-balik dari kampungnya ke kota Sumenep untuk kuliah. Walau tidak lagi muda, menuntut pengetahuan tetaplah jadi prioritas Untung mulai sejak kecil. Lantaran ia meyakini, cuma dengan ilmu-lah, seorang bakal diangkat derajat hidupnya walau dengan kekurangan fisik, seperti dianya yang tanpa ada ke-2 tangan mulai sejak lahir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar