Sabtu, 28 Mei 2016

SERING BERDO,A TAPI KENAPA IYA KOQ TIDAK DI KABULKAN,,ANDA INGIN TAU SIMAK BERIKUT INI ??















Manusia sepanjang masihlah dikatakan sebagai manusia, yaitu makhluk Allah, ia tak lepas dari pertolongan Allah yang maha kuasa, walau kepentingan dunianya telah memenuhi. Supaya permintaan kita dikabulkan jadi dalam berdoa mesti dibarengi adab serta sopan santunnya.
Seperti kalam hikmah Ibnu Attailah ;
 " Jangan sampai engkau tuntut Tuhanmu dengan sebab lambat berhasilnya permintaanmu, namun tuntutlah dirimu dengan sebab terlambatnya sopan santunmu. "

Arti dari kalam hikmah itu ; jika kita mendoakan suatu hal pada Allah adakala berbentuk pengetahuan atau kekayaan, serta doa kita belum dijawab oleh Allah, jadi sebaiknya kita berbaik kira kepadaNya. Kita tak bisa mendebat Allah, terlebih hingga kesal kepadaNya kenapa doa kita belum juga dikabulkan. Lantaran berprasangka tak baik pada Allah serta menginginkan cepat-cepat dikabulkan itu yaitu hal yg tidak layak untuk kita sebagai hambaNya. Allah itu maha berbuat dengan sekehendaknya, serta Dia tak bisa di tanyakan mengapa Dia berbuat serta berkehendak demikian. Yang perlu kita selidiki yaitu diri kita sendiri, apa penyebabnya doa kita tak dikabulkan, mungkin saja kita kurang sopan dalam berdoa, bahkan juga tak ada sekalipun. Oleh karenanya sebaiknya kita selidiki di mana kekurangan diri kita hingga doa kita tak terkabulkan.

Deskripsi kekurangan kita mungkin saja sebagai berikut ;

 1. Mungkin saja kita berdoa dengan maksud agar doa kita diperbolehkan olehh Allah.

Jadi kita berdoa lantaran suatu hal maksud serta maksud. Doa yang begini mengisyaratkan kurangnya adab kita dalam berdoa pada Alla s. w. t., sebab hal yang sekian bisa merusakkan kesempurnaan ubudiyah kita kepadaNya. Walau demikian baiknya kita berdoa pada Allah tidaklah lantaran satu maksud serta tujuan. Bahkan juga yaitu lantaran didorong oleh rasa kehambaan kita kepadaNya, serta lantaran melakasanakan hukum ketuhanan, di mana sebagai hambaNya kita mesti mengemukakan semua suatu hal kepadaNya, tanpa ada maksud apa-apa, hanya sekedar mengemukakan serta melaporkan semua suatu hal yang berlangsung atas diri kita.

Kita tak perlu memohon kepadaNya agar Allah memperkenankan doa kita, walau kita butuh memohon suatu hal kepadaNya. Kita hanya menyerahkan semua suatu hal pada Allah. Allah lah yang lebih tahu atas semua suatu hal, sebaiknya atau tak seharusnya, serta tidak ada kehendakNya yg tidak baik, tak ada perbuatanNya yg tidak baik, semua memiliki hikmah sendiri.

 2. Sebaiknya dalam i’tikad kita, kalau belum terlihat makbulnya doa kita bukanlah bermakna doa kita tak mustajab, tak.

Sekali-kali tidak! Sebab mustajab satu doa adakala dapat kita saksikan segera, namun selain itu bisa jadi Allah memperkenankannya tanpa ada kita sadari. Umpamanya apa yang kita mohonkan menurut Allah tak baik atau kurang baik untuk kita, hingga Allah menginginkan yang tambah baik dari itu. Oleh sebab tersebut keinginan kita gagal serta tak makbul, lantaran ada hal-hal lain yang tambah baik yang bakal diberikanNya.

Umpamanya kita memohon pada Allah supaya kita di beri kekayaan serta harta yang banyak lantas Allah tak memperkenankan permohanan kita itu, namun Dia memberi pada kita kesehatan yang prima serta keberkahan dalam kehidupan. Ini pasti tambah baik untuk kita daripada kekayaan namun tak barokah, mungkin saja kita sakit sakitan hingga semuanya harta tak pernah kita gunakan, habis untuk berobat saja.

Atau nampaknya doa kita tak mustajab walau sebenarnya makbul serta mustajab. Hanya saat berhasilnya doa kita itu belum sampai, karna belum pas waktunya menurut Allah. Barang kali bila di beri saat ini barang itu bakal cepat hilangnya karna dicuri atau sebab yang lain, jadi Allah bakal berikan pada kita nikmatNya pada saat yang pas.

 3. Kita rasakan seoloh-olah kita memiliki hak memastikan apa yang kita mohonkanpada Allah s. w.t. 

Kita mengaku, kalau yang mentukan semua suatu hal yaitu Allah bukanlah kita, serta kita tak bisa mencapuri masalahNya. Jika kita mencapuri masalah Allah bermakna kita mengejekNya. Walau sebenarnya kita mesti merendah diri sebagai makhluk yang lemah dihadapanNya, sebab yang maha berkehendak serta maha kuasa atas semua suatu hal yaitu Allah s. w. t. Serahkan saja semuanya bebrapa peristiwa yang berlangsung pada Allah, sebab segala suatu hal yaitu menurut kadha-kadarNya.

Dalam soal ini mari kita cermati satu contoh agar kita lebih mengerti permasalahan ini untuk untuk menambahnya iman serta kepercayaan kita Allah s. w. t..

Disuatu saat, satu peristiwa berlangsung pada wali Allah bernama Tharik Ash-sadik. Beliau di gelar dengan As-sadik yang bermakna " yang benar " lantaran peristiwa yang benar pernah berlangsung kepadanya. Disuatu hari ia terjatuh dalam sumur kosong, sumur itu begitu dalam hingga beliau tak berdaya untuk melepas diri dari sumur itu. Selang beberapa saat lalulah di atas sumur serombongan orang yang menginginkan menunaikan beribadah haji ke Makkah.

 Saat hingga di sumur itu mareka berkata ; " Kita mesti menumpuk sumur ini agar orang tak jatuh ke dalamnya ".

Tharik mendengar pembicaraan mareka, lantas berkata dalam hatinya ; " Bila saya orang yang benar-benar yakin pada Allah saya tak memohon pertolongan terkecuali kepadaNya, karenanya saya mesti diam. ’’ Jadi diamlah dia. Jamaah itu lalu menumpuk sumur itu. Sesudah menumpuk mareka selalu pergi, jadi tinggallah Tharik dalam gelap gulita namun anehnya beliau masihlah dapat bernafas.

Mendadak beliau lihat seekor ular besar selain itu nampak juga dua buah lampu yang besinar hingga teranglah sumur itu. Ular itu jalan ke arahnya lalu Tharik berkata dalam hatinya ; " Bila saya benar pada keyakinanku serta saya bukanlah orang yang berpura-pura, jadi saya bakal selamat ".

Pada saat ular itu hingga di dekatnya, dugaannya ular itu menginginkan mematuknya, padahal sebetulnya bukanlah demikian. Ular itu rupanya memalingkan kepalanya untuk naik ke atas sumur, Tharikpun terangkat ke atas sumur dengan ekor ular yang dililitkan di lehernya serta dua kakinya, laksana sang ibu yang merangkul kaki serta tubuh anaknya.

Lalu ular itupun menyusur ke atas sumur serta mengangkat timbunan yang menutupi sumur itu, Tharik juga terangkat ke atas dengan perantaraan ular tersebu.

Sesudah beliau hingga ke atas beliau mendengar nada yang beliau sendiri tidak paham darimana datangnya. Nada itu menyampaikan ; " Ini yaitu kasih sayang Tuhanmu di mana Dia sudah melepaskanmu dari musuhmu dengan musuhmu. "

Mengenai tujuannya yaitu ; Allah sudah melepas Tharik dari patukan ular berbisa yang bisa menyebabkan kematian serta dengan parantaraan musuhnya juga ia selamat dari sumur yang dalam.

Ini sewatu bukti pada kita yang kalau jika kita benar-benar meyakini serta beradap pada Allah dengan makna yang luas jadi Allah bakal menyelamatkan kita.

 Wabillahi taufik walhidayah, mudah-mudahan Allah jadikan kita beberapa dari orang-orang yang di istijabahkan doanya. Amiiin yaa Rabbal a’lamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar