
KH Tengku Zulkarnain lihat ada suatu hal yg tidak pas dengan perlakuan kerusuhan di Tanjungbalai, beberapa waktu terakhir. Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu mempertanyakan kenapa Meliana sang penyebab kerusuhan cuma diputuskan sebagai saksi, bukanlah tersangka. Sedang yang di tangkap semua yaitu muslim.
“Dia (Meliana, red) kan lakukan pelecehan agama, maki-maki agama orang. Bila pemerintah tak cermat, orang Islam diinjak selalu jadi tambah kronis Indonesia ini nanti, ” kata Tengku Zulkarnain.
Lebih jauh ia menerangkan kalau permasalahan itu cuma penyebab terjadinya kerusuhan. Permasalahan besarnya seperti gunung es.
“Yang terang orang Islam di mana-mana senantiasa alami tiga keadaan. Pertama kezaliman, ke-2 ketertindasan, ketiga ketidak berdayaan. Ini yang sebenarnya mesti dikerjakan oleh pemerintah. Hingga bila dibakar nanti tak terbakar. Bila yang tiga ini tetaplah ada di mana-mana nanti bakal gampang berlangsung (perseteruan, red). Sebab di mana-mana telah tak tahan, ” paparnya seperti diambil Kiblat.
Tengku Zulkarnain menyatakan kalau apa yang ia katakan tidaklah rasis lantaran ibunya sendiri yaitu orang Cina, kakek neneknya juga Cina.
Di Tanjungbalai Cina cuma 1-2 %. Bekasnya sejumlah 98 % yaitu umat Islam. Tetapi, di Tanjungbalai di bangun patung Budha setinggi tiga mtr.. Beberapa hal seperti itu butuh diperhitungkan kembali lantaran menurut dia tak layak.
Tengku Zulkarnain menilainya, harusnya non muslim di Tanjungbalai tak protes adzan. Lantaran sampai kini umat Islam juga tak memprotes walau bau dupa serta terdengar bunyi lonceng.
Sedang menyikapi wacana penyusunan pengeras suara masjid, Tengku Zulkarnain cukup keras menyikapinya.
“Kalau masjid dilarang, saya lebih keras. Tentu melawan. Azan kok dilarang. Bila ngaji gunakan kaset dilarang saya sepakat. Namun bila azan dilarang kita tambah baik bacok-bacokan saja, perang. Saya mimpin perangnya, bila dilarang azan gunakan pengeras nada itu, ” tandasnya. Ibnu K/Tarbiyah. net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar